Powered by Blogger.
STARBIO PLUS
Serbuk bioteknologi modern
untuk mengatasi limbah organik rumah tangga
Aman bagi pipa dan kulit praktis -tanpa harus kuras/sedot Cukup Dituangkan Ke Dalam Closet/Septic-Tank
HEMAT BIAYA,WAKTU,
dan TENAGA
PENTING
sebelum menggunakan Starbio Plus
SEPTIC-TANK YANG BENAR
Lantai Resapan terdiri dari pasir batu karang,injuk dan tanah,tidak boleh di semen/di beton.
kesalahan dalam membuat resapan mengakibatkan Septic-tank sering penuh dengan air.
-MEMPUNYAI PIPA UDARA
pipa udara yang menjulang ke udara terbuka,fungsinya untuk mengeluarkan gas gas yang timbul akibat adanya proses dekomposisi/pembusukan tinja oleh mikroba didalam septic-tank.
apabila pipa ini tidak ada /tersumbat,gas akan keluar melalui closet,menebarkan bau busuk.
PERHATIKAN HAL-HAL DIATAS SEBELUM MENGGUNAKAN STARBIO PLUS,AGAR HASIL EFEKTIF DAN MEMUASKAN

toko kami
Labels
septic tank
Septic tank
Pengertian Septic Tank
Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan. Septic tank (dengan disertai bidang resapan) merupakan salah satu bentuk pengolahan limbah setempat yang umum digunakan di Indonesia dan direkomendasikan sebagai pilihan teknologi yang relatif aman apabila memenuhi persyaratan tertentu.
Kerja bakteri dalam melakukan pengolahan limbah yang memadai dalam tangki septik sangat bergantung pada pengoperasian dan perawatan yang benar yang dilakukan oleh rumah tangga bersangkutan. Mengingat pentingnya peran bakteri tersebut maka perlu dihindari masuknya bahan-bahan yang berbahaya bagi keberadaan bakteri ke dalam septic tank. Bahan-bahan itu di antaranya adalah pemutih pakaian, bahan-bahan kimia, cat, maupun deterjen.
Perawatan Septic Tank
Dalam perawatan septic tank, salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui bahwa tangki septik memenuhi standar adalah dilakukan atau tidaknya pengurasan rutin terhadap lumpur tinja (indikator ini digunakan dalam studi Environmental Health Risk Assessment – Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan Buku Putih Sanitasi). Septic Tank yang tidak pernah dikuras (ataupun memiliki periode pengurasan lumpur yang panjang) mengindikasikan bangunan yang tidak standar dan berpotensi mencemari air tanah setempat.
Pengurasan lumpur dari septic tank secara teratur akan menjamin proses pengolahan air limbah berjalan optimal. Lumpur yang berlebih akan mengurangi lamanya air limbah tinggal di dalam septic tank sehingga mengurangi kinerja proses pengolahan. Waktu tinggal yang disyaratkan agar air limbah mengalami proses pengolahan yang optimal di dalam septic tank adalah 1,5 hari.
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 03-2398-2002 mengenai Perencanaan Septic Tank dengan sistem resapan, memberikan pedoman mengenai ukuran (dimensi) septic tank dengan periode pengurasan tiga tahun untuk digunakan bagi satu keluarga (terdiri atas 5 jiwa). Apabila ukuran (dimensi) septic tank telah sesuai dengan apa yang terdapat dalam SNI, maka pengurasan dapat mengikuti periode yang disarankan tersebut.
Untuk septic tank yang tidak mengikuti ukuran standar maupun septic tank yang tidak diketahui dimensinya, salah satu cara untuk mengetahui apakah tangki septik tersebut perlu dikuras atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan sederhana terhadap ketinggian lumpur. Pengecekan ini sangat sederhana yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan perlu dilakukan secara teratur (sekitar 6 bulan sekali). Langkah-langkah pengecekan ini adalah sebagai berikut:
• Gunakan tongkat panjang yang dibungkus kain katun warna putih pada ujungnya
• Selanjutnya ukur kedalaman lumpur
• Apabila tinggi lumpur sudah mencapai setengah dari kedalaman tangki, maka tangki septik sudah perlu untuk dikuras.
• Pengurasan lumpur dari tangki septik dapat dilakukan dengan bantuan mobil sedot tinja milik pemerintah maupun dari pihak swasta.
Septic tank yang berfungsi dengan benar dapat menurunkan potensi pencemaran air tanah dangkal yang masih menjadi salah satu sumber air utama bagi rumah tangga di Indonesia. (Majalah Percik Edisi PPSP)
Sistem Septic Tank
Ada beberapa macam limbah domestik atau limbah rumah, antara lain limbah air kotor, kotoran (yang berasal dari WC), dan sampah. Limbah rumah tangga diolah atau diatur dengan sistem pengolahan limbah seperti septic tank dan sistem sanitasi air (got, gorong-gorong, peresapan air). Masalah yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga dalam skala kecil rumah tangga mungkin tidak menyebabkan masalah yang serius. Dari rumah tangga, dapat dihasilkan limbah berupa air kotor, limbah organik maupun sampah. Biasanya, air kotor dan sampah dapat langsung dibuang melalui riol kota ataupun bak sampah yang akan diangkut. Namun dalam skala perkotaan, kadangkala karena berbagai keterbatasan, air limbah maupun limbah organik langsung dibuang begitu saja melalui riol kota ataupun sungai. Hal ini sangatlah tidak sehat dan dapat menyebabkan pencemaran serta polusi air dan tanah.
Karenanya penting untuk mendesain hunian dengan pengaturan sanitasi yang baik. Peranan septic tank adalah sangat penting. Dalam septic tank, limbah organik dipisahkan antara bentuk padat dan bentuk cairnya, kemudian air limbah yang terpisah dialirkan ke sumur resapan. Meskipun sebagian besar zat-zat kimia berbahaya telah diserap dan dinetralisir oleh tanah, sebenarnya masih juga tersisa zat-zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan bila mencapai air sumur yang diminum, karenanya sebaiknya terdapat jarak yang cukup lebar antara septic tank dan sumur resapan, dengan sumur penghasil air bersih.
Kotoran yang berasal dari WC dialirkan ke septic tank, didalam septic tank kotoran tersebut diolah menjadi lebih ‘ramah lingkungan’ dengan menjadikannya lebih cair, sehingga siap untuk dialirkan ke sumur resapan. Air kotor diresapkan melalui sumur resapan ini, sehingga bisa terserap dalam tanah. Bila sumur resapan penuh, barulah air kotor tersebut dialirkan ke riol kota.
Permasalahan yang dapat terjadi dari sistem septic tank hunian rumah tinggal antara lain;
1. Sistem dalam septic tank tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya ada kebuntuan saluran, berhenti mengalir
2. Tidak adanya lubang-lubang angin yang bisa menyebabkan sistem tersumbat
3. Septic tank telah penuh
4. Sumur resapan terlalu dekat dengan sumur air bersih, atau septic tank bocor sehingga mencemari air bersih yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari
5. Air buangan tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat membunuh organisme pengurai dalam septic tank seperti air sabun, deterjen, minyak bumi (bensin, minyak gas), thinner, pestisida
6. Terlalu banyak septic tank yang berdekatan
7. Sistem septic tank digunakan oleh terlalu banyak orang, atau digunakan untuk membuang sampah lain atau limbah yang tidak semestinya dibuang lewat sistem ini
Pengertian Septic Tank
Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan. Septic tank (dengan disertai bidang resapan) merupakan salah satu bentuk pengolahan limbah setempat yang umum digunakan di Indonesia dan direkomendasikan sebagai pilihan teknologi yang relatif aman apabila memenuhi persyaratan tertentu.
Kerja bakteri dalam melakukan pengolahan limbah yang memadai dalam tangki septik sangat bergantung pada pengoperasian dan perawatan yang benar yang dilakukan oleh rumah tangga bersangkutan. Mengingat pentingnya peran bakteri tersebut maka perlu dihindari masuknya bahan-bahan yang berbahaya bagi keberadaan bakteri ke dalam septic tank. Bahan-bahan itu di antaranya adalah pemutih pakaian, bahan-bahan kimia, cat, maupun deterjen.
Perawatan Septic Tank
Dalam perawatan septic tank, salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui bahwa tangki septik memenuhi standar adalah dilakukan atau tidaknya pengurasan rutin terhadap lumpur tinja (indikator ini digunakan dalam studi Environmental Health Risk Assessment – Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan Buku Putih Sanitasi). Septic Tank yang tidak pernah dikuras (ataupun memiliki periode pengurasan lumpur yang panjang) mengindikasikan bangunan yang tidak standar dan berpotensi mencemari air tanah setempat.
Pengurasan lumpur dari septic tank secara teratur akan menjamin proses pengolahan air limbah berjalan optimal. Lumpur yang berlebih akan mengurangi lamanya air limbah tinggal di dalam septic tank sehingga mengurangi kinerja proses pengolahan. Waktu tinggal yang disyaratkan agar air limbah mengalami proses pengolahan yang optimal di dalam septic tank adalah 1,5 hari.
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 03-2398-2002 mengenai Perencanaan Septic Tank dengan sistem resapan, memberikan pedoman mengenai ukuran (dimensi) septic tank dengan periode pengurasan tiga tahun untuk digunakan bagi satu keluarga (terdiri atas 5 jiwa). Apabila ukuran (dimensi) septic tank telah sesuai dengan apa yang terdapat dalam SNI, maka pengurasan dapat mengikuti periode yang disarankan tersebut.
Untuk septic tank yang tidak mengikuti ukuran standar maupun septic tank yang tidak diketahui dimensinya, salah satu cara untuk mengetahui apakah tangki septik tersebut perlu dikuras atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan sederhana terhadap ketinggian lumpur. Pengecekan ini sangat sederhana yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan perlu dilakukan secara teratur (sekitar 6 bulan sekali). Langkah-langkah pengecekan ini adalah sebagai berikut:
• Gunakan tongkat panjang yang dibungkus kain katun warna putih pada ujungnya
• Selanjutnya ukur kedalaman lumpur
• Apabila tinggi lumpur sudah mencapai setengah dari kedalaman tangki, maka tangki septik sudah perlu untuk dikuras.
• Pengurasan lumpur dari tangki septik dapat dilakukan dengan bantuan mobil sedot tinja milik pemerintah maupun dari pihak swasta.
Septic tank yang berfungsi dengan benar dapat menurunkan potensi pencemaran air tanah dangkal yang masih menjadi salah satu sumber air utama bagi rumah tangga di Indonesia. (Majalah Percik Edisi PPSP)
Sistem Septic Tank
Ada beberapa macam limbah domestik atau limbah rumah, antara lain limbah air kotor, kotoran (yang berasal dari WC), dan sampah. Limbah rumah tangga diolah atau diatur dengan sistem pengolahan limbah seperti septic tank dan sistem sanitasi air (got, gorong-gorong, peresapan air). Masalah yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga dalam skala kecil rumah tangga mungkin tidak menyebabkan masalah yang serius. Dari rumah tangga, dapat dihasilkan limbah berupa air kotor, limbah organik maupun sampah. Biasanya, air kotor dan sampah dapat langsung dibuang melalui riol kota ataupun bak sampah yang akan diangkut. Namun dalam skala perkotaan, kadangkala karena berbagai keterbatasan, air limbah maupun limbah organik langsung dibuang begitu saja melalui riol kota ataupun sungai. Hal ini sangatlah tidak sehat dan dapat menyebabkan pencemaran serta polusi air dan tanah.
Karenanya penting untuk mendesain hunian dengan pengaturan sanitasi yang baik. Peranan septic tank adalah sangat penting. Dalam septic tank, limbah organik dipisahkan antara bentuk padat dan bentuk cairnya, kemudian air limbah yang terpisah dialirkan ke sumur resapan. Meskipun sebagian besar zat-zat kimia berbahaya telah diserap dan dinetralisir oleh tanah, sebenarnya masih juga tersisa zat-zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan bila mencapai air sumur yang diminum, karenanya sebaiknya terdapat jarak yang cukup lebar antara septic tank dan sumur resapan, dengan sumur penghasil air bersih.
Kotoran yang berasal dari WC dialirkan ke septic tank, didalam septic tank kotoran tersebut diolah menjadi lebih ‘ramah lingkungan’ dengan menjadikannya lebih cair, sehingga siap untuk dialirkan ke sumur resapan. Air kotor diresapkan melalui sumur resapan ini, sehingga bisa terserap dalam tanah. Bila sumur resapan penuh, barulah air kotor tersebut dialirkan ke riol kota.
Permasalahan yang dapat terjadi dari sistem septic tank hunian rumah tinggal antara lain;
1. Sistem dalam septic tank tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya ada kebuntuan saluran, berhenti mengalir
2. Tidak adanya lubang-lubang angin yang bisa menyebabkan sistem tersumbat
3. Septic tank telah penuh
4. Sumur resapan terlalu dekat dengan sumur air bersih, atau septic tank bocor sehingga mencemari air bersih yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari
5. Air buangan tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat membunuh organisme pengurai dalam septic tank seperti air sabun, deterjen, minyak bumi (bensin, minyak gas), thinner, pestisida
6. Terlalu banyak septic tank yang berdekatan
7. Sistem septic tank digunakan oleh terlalu banyak orang, atau digunakan untuk membuang sampah lain atau limbah yang tidak semestinya dibuang lewat sistem ini
Subscribe to:
Posts (Atom)
kelebihan starbioplus
BIO INFO
MIKROBA PENGURAI adalah mahluk bersel satu yang hidup di sekitar kita.sebagian orang menyebutnya bakteri tanah,sebab hidupnya memang di dalam tana,juga di dalam septictank kita.
keberadaannya sangat diperlukan,karena mikroba tersebut bertugas menguraikan sisa-sisa bahan organik(tinja,sampahbangkai,limbah)menjadi zat/partikel yang aman bagi lingkungan.
bayangkan apa jadinya bumi ini jika tidak ada mikroba pengurai?sampah dan bangkai bertumpuk disekitar kita,menebarkan bau busuk dan wabah penyakit merajalela
Hal yang harus di perhatikan ;
-jangan memnasukan benda plastik,karet ,filter roko,kertas dll.kedalam closet sebab benda-benda tersebut sulit/tak dapat di uraikanoleh mikroba pengurai.
-jangan tuangkan karbol,lysol kedalam closet sebab bersifat anti-septic(mematikan bakteri,termasuk mematikan mikroba penghancur yang ada di dalam septictank)sehingga septicteank cepat penuh dan bau.